Iklan

Monday, November 7, 2011

25 Bhikkhu dari Sangha Agung Indonesia Kathina

kutipan dari Harian Analisa

Kota
- Rabu, 26 Okt 2011 07:42 WIB
25 Bhikkhu dari Sangha Agung Indonesia Akan Hadiri Kathina Nasional
(Analisa/istimewa) Salah satu kegiatan pada perayaan Khatina Nasional tahun lalu.
Medan, (Analisa). Sedikitnya 25 bhikkhu dari Sangha Agung Indonesia (Sagin) akan menghadiri Kathina Nasional yang berlangsung di Yang Lim Plaza Medan, Minggu (30/10).
Dari 25 bhikkhu di antaranya lima Mahathera yakni Mahathera Jinadhammo (Presidium Sagin), Mahathera Nyanasuryanadi (Ketua Umum Sagin), Mahasthavira Nyanamaitri (Maha Adhikari Sagin), Mahathera Aryakusalo (Nayaka Sangha Theravada Sagin) dan Mahathera Nyanakaruno (Ketua Wilayah I Sagin).

Kehadiran para Mahathera tersebut menjadi momen istimewa bagi yang ingin memberikan persembahan kepada Sangha, serta menjadi berkah yang luar biasa bagi umat Buddha yang ada di Sumatera Utara khususnya kota Medan.

Ketua Panitia Pengarah UP. Densi Ginting, S.Ag kepada wartawan kemarin mengatakan, Kathina nasional ini sendiri akan menjadi kegiatan Kathina yang paling banyak diikuti para bhikkhu.

Karena selain kelima Mahathera di atas, sepuluh bhikkhu dari luar Sumatera Utara juga akan hadir yakni Bhikkhu Kheminda, Bhikkhu Thanavaro, Bhikkhu Tithapanno, Bhikkhu Santavano, Bhikkhu Bhadrajagara, Bhikkhu Bhadrasatya, Bhikkhu Bhadrabodhi, Bhikkhu Bhadrabudhi, Bhikkhu Bhadraki dan Bhikkhu Bhadraguna.

Sementara bhikkhu darii Sumatera Utara yang hadir Thera Punnajato, Bhikkhu Khemanando, Bhikkhu Pannasami, Bhikkhu Thitavamso, Bhikkhu Buripanno, Bhikkhu Candasilo, Bhikkhu Cattapunno, Bhikkhu Aggacitto dan Bhikkhu Sirijayo.

Momen baik

Perayaan Hari Kathina bagi umat Buddha merupakan momen baik untuk menanam kebajikan dengan memberikan persembahan kepada anggota Sangha. Kathina adalah bulan di mana anggota Sangha yang selama tiga bulan masa vassa tidak melakukan perjalanan dan menetap di vihara akan kembali melakukan perjalanan.

Masa vassa adalah masa musim penghujan yang diyakini banyak sekali binatang-binatang/serangga yang keluar pada masa itu dan para petani juga memasuki musim bertanam. Agar serangga dan sawah petani tidak terinjak oleh para samana maka Buddha mewajibkan para bhikkhu untuk tidak ke mana-mana selama tiga bulan sekaligus untuk membina diri belajar meditasi di wihara atau di hutan.

Ketua MBI Sumut Ony Hindra Kusuma, berharap kesempatan emas pelaksanaan Kathina Nasional ini dapat dimanfaatkan oleh umat Buddha di Sumatera Utara.

Kesempatan memberikan persembahan kepada Bhikkhu dalam jumlah yang banyak dan teristimewa para Mahathera merupakan kesempatan langka dalam pelaksanaan Kathina.

Perayaan Hari Kathina dianggap sebagai bulan yang penuh dengan berkah. Penuh berkah karena selama satu bulan penuh umat Buddha memiliki kesempatan untuk bertemu dengan para samana/para petapa atau para bhikkhu untuk belajar Kebenaran Dhamma dan berkesempatan untuk belajar berdana empat kebutuhan pokok seorang samana/bhikkhu (anggota Sangha) yang mana diyakini merupakan ladang untuk menanam jasa kebajikan yang paling subur dalam pemberian persembahan.

"Persembahan dapat berupa empat kebutuhan pokok anggota Sangha yaitu jubah, makanan, obat-obatan dan kebutuhan sehari-hari. Kami telah menyiapkan beberapa jenis paket persembahan," imbuh Ketua Panitia Pelaksana Riady di sekretariat panitia Buddhayana Centre di jalan Bambu II. (rrs)